Kaliandra merah (calothirsus) merupakan tanaman pagar yang perakarannya
kuat karena tipe akarnya yang masuk ke dalam. Karakteristik ini lah yang
dipakai alasan mengapa kaliandra sangat cocok untuk tanaman pagar pada
tanah yang mempunyai kemiringan tajam. Kaliandra berbunga sepanjang
waktu tanpa mengenal musim. Bila menanam mulai biji, kaliandra akan
mulai berbunga pada maksimum usia 2 tahun. Kaliandra tahan pada tanah
yang terbatas airnya,kering dan tandus, karena perakarannya yang dalam,
kaliandra mampu mengikat air sehingga dapat dipakai untuk merehbilitasi
kandungan air tanah. Saat tanaman sudah setinggi 1 meter, akan bisa
bertahan dan tumbuh subur meskipun saat musim kering (kemarau).
Kaliandra akan berbunga dan tumbuh subur pada kondisi cuaca yang ekstrim
(panas >33 derajat celcius) dan daerah yang tandus, akan tetapi
perkembangan generatif terganggu, bunga rontok sebelum jadi buah dan
biji,sehingga untuk perbanbanyakannya dengan vegetatif (cangkok, stek,
dll). Pada setiap pagi, bila kita amati, di pangkal benang sari terdapat
titik2 air berwarna kekuningan, dan bila dijilat berasa manis. Itulah
nektar yang disukai lebah, sehingga kaliandra menjadi tanaman primadona
bagi pelebah.
Sebuah survey di Eropa, dengan 1 ha luasan tanah untuk budidaya
kaliandara dalam satu tahun mampu menghasilkan 2 ton madu. Bayangkan, di
Eropa terdapa 4 musim, dimana saat musim dingin semua tanaman hampir
dipastikan mengalami hibernasi, sehingga tidak ada sedikitpun sumber
makanan lebah alami.
Sedangkan di Indonesia, kaliandra akan berbunga
tanpa mengenal waktu. Saat ini musim penghujan, kaliandra ku masih tetep
menampakkan bunganya dengan gagahnya. Sehingga masa-masa deplesi nektar
tidak terjadi di Indonesia. Nah, dengan demikian jumlah produksi 2 ton
madu per tahun di Eropa dapat terlampaui. 2 ton saat ini setara dengan
2000 kg x Rp50.000/kg atau sekitar 100 juta. Atau bila di kurskan dengan
pendapatan per bulan sekitar 8 juta per bulan. Praktis kita hanya
butuh alat untuk pemanenan madu saja dan investasi awal koloni. Sungguh
sangat menggiurkan.

Lahan seluas 1 ha, saat ini sangatlah sulit. Akan tetapi yang perlu
diketahui, radius mencari makan lebah 3,2 mill atau sekitar 4.8 km.
Artinya berapapun luasan tanah yang kita punya masih sangat menjanjikan.
Katakanlah, tanah ukuran 20 x 25 m, bila sebagai tanaman pakar bisa
ditanami 90 batang pohon kalindra. sedangkan luasana dalam bisa ditanami
pohon berbuah seperti klengkeng dan durian. Bila di tanami klengkeng
bisa sekitar 60 batang pohon, bila ditanami durian bisa 20 batang pohon.
Disela-selanya bisa ditanami pohon semusim berumur pendek, atau tanaman
perdu berbunga yang disukai lebah seperti bunga matahari, lombok,
terong, dll.

Kaliandra sangat cepat bertunas setelah di potong. karena itu, kaliandra
seringkali dipakai untuk sember makanan ternak baik kambing maupun
sapi. Pemotongan terjadwal dapat dilakukan untuk menjaga kontinuitas
pasokan pakan sepanjang waktu. Kaliandra mempunyai kandungan nutrisi
yang baik untuk pakan ternak, hal ini telah dilakukan banyak penelitian
mengenai manfaat kaliandra sebagai suplemen makanan ternak. Di Jawa
Barat, kaliandra telah dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak kambing
dan domba. Di Bedugul, Bali, kaliandra dipakai sebagai pakan sapi.
Di berbagai penelitian, telah mempublikasikan kaliandra sebagai tanaman
yang sangat mudah beradaptasi dan sebagai tanaman yang mampu
merehbilitasi tanah yang tercemar. Di Kalimantan, kaliandra dipakai
untuk merehabilitasi tanah bekas tambang batu baru. Kaliandra mampu
mengikat unsur2 tertentu (hara) sehingga mampu memulihkan kesuburan
tanah, dan juga mampu menguraikan zat pencemar seperti sisa hasil
tambang.
Komentar
Posting Komentar